Pada hari Minggu 09 April 2017 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madiun mengadakan perayaan Hari Jadi Kampus ke 42 dengan mengusung tema “Mewujudkan Insan yang bertaqwa, Intelektual, dan Berakhlakul Karimah”. Suara lantunan ayat suci berkumandang dengan merdu dari Masjid Ulin Nuha STAI Madiun yang dilantunkan oleh Hafidz Hafidzah dan sejumlah Mahasiswa yang terbagi menjadi 20 Majlis untuk memperingatinya.
Harlah STAI Madiun Tahun 2017 ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang diikuti oleh semua mahasiswa dan dari masyarakat sekitar Madiun: pertama, Khotmil Qur’an. Kedua, Istighotsah. Ketiga, pengajian Umum. Tepat pukul 13.30 WIB semua mahasiswa melaksanakan Khotmil Qur’an yang terbagi menjadi 20 Majelis, masing-masing majelis terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi, setelah Khotmil Qur’an selesai dilanjutkan dengan Sholat Asar berjamaah dan diteruskan dengan Istighotsah di Masjid Ulin Nuha pukul 16.00 s.d selesai yang dipimpin oleh Dr. H. Musthofa, MM dan kegiatan istigotsah ditutup doa oleh Ketua STAI Madiun Drs.H.Djamhur SH. MH.
Setelah Sholat Isya’ acara selanjutnya adalah pengajian umum sebagai Mau’idhotul Khasanah dari KH. Dury Azhari dari Semarang. Pengajian ini dihadiri dari berbagai kalangan mulai dari pegawai Pemerintahan Kota Madiun, Kapolresta Kota Madiun, Kapolres Madiun, Kapolsek Taman, Kelurahan Taman, Camat Taman serta Pengasuh YPP Mujaddadiyah serta Habib Hamzah bin Abdurrahman Alaydrus, Para Dosen STAI Madiun, Mahasiswa dan para undangan dan delegasi dari MAN,SMA sederajat. Acara ini diiringi grup Hadroh Kampus STAI Madiun Nurul Muhibbin. Rangkaian acara ini dimulai dengan Rothibul Hadad dari Habib Hamzah dan diteruskan sambutan dari Ketua STAI Madiun dan dari Ketua Panitia. Berlanjut ke acara inti. Para mahsiswa sangat antusias dengan kegiatan ini. Terbukti banyaknya mahasiswa-mahasiswi mengikuti rangkaian acara hingga selesai.
Dalam acara inti KH. Dury Azhari menanyakan: “Jenengan Islam,,,esss heeemmbb”
“yen neng mesjid menuso ora oleh ngobrol, cangkru’an lan rokokan dan menuso kudu eleng limo wektu,”
Kelucuan KH. Dzuri Azhari dijadikan media untuk memasukkan nilai-nilai keimanan dan ketaatan agar manusia selalu beribadah dengan khusyu’, tidak mengobrol, cangkruan dan merokok di dalam masjid, sebagai orang Islam harus selalu ingat Sholat lima waktu.
“Jenengan sholat apa lewat” Tanya KH. Dzuri Azhari pada para Jamaah dengan nada yang lucu. Dengan pertanyaan tersebut terselip bahwa sholat itu harus khusyu’, Tuma’ninah, tidak boleh terburu-buru seperti orang hanya lewat.
Acara pengajian umum ini berlangsung dengan sukses dan berakhir pada jam 22.30 WIB meskipun ada sedikit kendala, namun panitia sigap untuk menyelesaikannya. Semoga Harlah STAI Madiun tahun depan lebih baik dan lebih meriah lagi.. Aamiin. / Redaksi Lpm Al fath STAI Madiun.